Kami masih mencintai budaya tradisional Bali

Identitas itu tidak pernah tetap, tidak utuh, tidak satu tetapi terus digodok dalam proses. Artinya, bahwa identitas itu akan terus berubah, terus dikonstruksi dalam proses. Mungkin kita tidak perlu pesimis mendengar jawaban bahwa lagu Bali tidak memiliki identitas karena identitasnya bergulir terus dalam proses. Berbagai jenis aliran musik sudah dapat kita dengarkan saat ini. Bukan hambatan untuk mencoba sesuatu yang berbeda dalam berkarya khususnya musik. “Bebas”, kata yang paling cocok untuk mencoba hal tersebut. Kebebasan untuk menghasilkan yang berbeda. Tanpa harus dikait-kaitkan dengan merusak dan melupakan budaya kita, selama tetap dalam jalur berkesenian. Bereksperimen mencoba terobosan baru. Itulah seni. Baik itu dalam seni rupa, seni tari, seni musik dsb. Penuh dengan proses-proses pencarian. Demikian pula dalam pencarian identitas lagu Bali itu sendiri. No name, no identity but freedom. Biarkan berjalan mengikuti waktu dan jaman.

Contemporary Art Collaborations

ART CENTRE Denpasar Bali, Kamis 7 Juli 2011.
Contemporary Art Collaborations
Seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya musik, juga karena telah terjadi suatu percampuran antara praktek dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.XXX mencoba menanggapi semua itu dengan mengolah rumpun tradisi yang sudah melekat dalam sosial budaya yang ada di Bali. Seni modern maupun seni tradisional adalah saling mengisi dan saling berkembang serta membuka ruang tradisional yang jarang disandingkan dalam dunia pop. Agar dapat diapresiasikan oleh setiap orang yang melihat,merasakan dan mendengar.

Persembahan yang bertajuk Kolaborasi Seni Kontemporer pada tgl 7 Juli 2011 dalam acara Pesta Kesenian Bali di panggung terbuka Ardha Candra Art Centre Denpasar dibantu oleh beberapa seniman-seniman muda yang berbakat dibidangnya. Diantaranya Emoni Bali, Natural, Nyoman Sura, Bagja, Dijiridu, STT. Dharma Wijaya Kusuma, Genkgong, Tisna Titiana, Abiyoga, Deva, Gubag Sudariana, Kisingapadu Dance, Nataraj fire dance, Yuka, Wiwik, dll. Persembahan ini sangat jarang dipertunjukkan dalam setiap pementasan XXX sebelumnya. Mudah mudahan dari pementasan ini bisa memberikan nilai positif untuk kemajuan seni musik yang ada di Bali.



"Puputan Badung"
feat Nataraj Fire Dance

[XXX] Kolaborasi

Rahtut xxx

Rahtwo xxx

Rahmink xxx

foto bareng